Supply Chain Management (SCM)
Pengertian SCM
Supply Chain Management (SCM) merupakan metode terintegrasi diantara pihak-pihak yang terlibat, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam menghasilkan produk atau jasa.
Tujuan SCM
Manajemen rantai pasok sangat penting untuk menciptakan daya saing suatu perusahaan, karena dengan membuat produk menjadi available pada tempat yang tepat, dalam jumlah yang benar, dan waktu yang tepat. Setidaknya ketiga hal ini harus dipenuhi, apabila waktu siklus prodksi tambah pendek berarti barang sampai ke konsumen lebih cepat. Jika kualitasnya lebih bagus bagus maka quality competitiveness di pasar akan lebih baik.
Lingkup SCM |
Penerapan SCM di Indonesia
Penerapan SCM di indonesia dapat dilakukan apabila perusahaan manufaktur untuk menciptakan daya saing mereka dalam memproduksi produk/ barang dipasar. Indonesia adalah suatu negara kepulauan yang sangat besar yang dengan biaya logistiknya masih mahal dengan infrastruktur yang tidak terlalu bagus. Maka melaksanakan SCM dan logistik yang baik sangat diperlukan apabila kita ingin beraing dalam memproduksi barang.
Sejarah SCM
Istilah Supply Chain Management (SCM) pertama kali dikemukakan pada 1982 oleh Keith Oliver dkk. SCM adalah metode, alat, atau pendekatan dari supply chain. SCM menghendaki metode yang terintegrasi. Dapat dikatakan bahwa SCM tidak hanya berorientasi pada urusan internal sebuah perusahaan, namun juga urusan eksternal yang menyangkut hubungan dengan perusahaan-perusahaan partner.
Keith Oliver dan Metode Yang Dikembangkannya |
Indikator SCM
- Reliability
- Responsiveness
- Agility
- Efficiency
- Asset productivity
Proses SCM
- Proses perencanaan
- Proses pengadaan
- Proses produksi
- Proses distribusi
- Proses penanganan produk
Konsep Distribusi Logistik SCM
Konsep Distribusi Logistik |
Contoh Penerapan SCM di Perusahaan Garmen
- Tahap pertama: Pihak yang memproduksi barang baku, yaitu pelusuhaan benang dan sebagainya.
- Tahap kedua: Pihak yang memproduksi kain yaitu perusahaan tekstil.
- Tahap ketiga: Pihak yang merubah tekstil menjadi pakaian yaitu perusahaan garmen.
- Tahap keempat: Setelah menjadi pakaian kemudian didistribusikan oleh perusahaan yang mempunyai brand atau brand owner
Selamat berkunjung kembali di postingan selanjutnya